PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ARTIKULASI
DI SLB B KARNNAMANOHARA
LAPORAN OBSERVASI
Dosen pengampu: Hermanto Sp,
M.Pd
Disusun oleh:
NAMA : ERIC SUWARDANI
NIM
: 08103244029
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Artikulasi sering
disebut dengan bina wicara atau terapi wicara. Bina wicara berarti upaya untuk
meningkatkan mutu penggunaan rangkaian bunyi bahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi/tutur kata/bicara. Pengertian artikulasi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah: 1) lafal, pengucapan kata. 2) perubahan rongga dan
ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan bahasa.
Bina wicara juga
berarti membangun/membentuk dan mengusahakan wicara atau bunyi bahasa agar
semakin baik dan jelas. Anak yang sudah belajar bina wicara akan dapat
berbicara dengan jelas dan tepat. Lawan bicara dapat memahami maksud yang
disampaikan oleh anak tunarungu. Anak yang berhasil dapat berkomunikasi dan
berintegrasi dengan orang yang berpendengaran normal.
Anak tunarungu
sering salah melafalkan atau mengucapkan kata pada waktu berbicara atau
membaca. Untuk mengatasinya anak tersebut perlu mengikuti pelajaran artikulasi.
Anak tersebut harus diberikan speech correction yaitu pembetulan fonem-fonem.
Bagi SLB yang belum punya guru artikulasi, setiap guru diwajibkan mampu
membetulkan dan emmbina ucapan muridnya sehingga murid dapat berbicara dengan
benar dan jelas.
Pada waktu membina
wicara, guru tidak hanya dituntut membetulkan fonem-fonem, guru juga harus
membangun fonem anak tersebut (speech building). Guru artikulasi juga harus
mampu bertindak sebagai artikulator. Pelajaran artikulasi sebaiknya dilakukan
secara khusus di ruang sendiri dan tiap-tiap anak mendapatkan giliran untuk
belajar artikulasi. Pelajaran artikulasi sebaiknya dimulai sejak dini, yaitu
pada waktu anak pertama kali masuk sekolah.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Hal yang menjadi rumusan dalam laporan ini yaitu sebagai
berikut:
1.
Pelaksanaan
pembelajaran artikulasi di SLB B Karnnamanohara?
2.
Distribusi materi
artikulasi di SLB B Karnnamanohara?
1.3
TUJUAN
Hal yang menjadi tujuan dalam
laporan ini yaitu sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
proses pelaksanaan pembelajaran artikulasi di SLB B Karnnamanohara.
BAB 2
LAPORAN HASIL
OBSERVASI
2.1
GAMBARAN UMUM SLB B KARNNAMANOHARA
SLB B Karnnamanohara yang beralamat di Jalan Pandean 2 Gang Wulung Gandok, Condongcatur, Depok,
Sleman, bergerak dalam pelayanan pendidikan bagi penyandang
tunarungu. Anak-anak yang dilayani mulai dari usia 1,8 tahun dengan kelompok
play group dan saat ini sudah ada kelompok taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
SLB B Karnnamanohara berstatus sekolah swasta dengan sistem pembelajaran full
day (08.00-15.00). segala biaya operasional dan investasi hampir seluruhnya swadaya
murni, walaupun ada sifatnya bantuan dari pemerintah propinsi dan pusat, tetapi
tidak bisa diandalkan untuk mendapatkannya.
Anak-anak yang dilayani pendidikannya menggunakan metode
ora-aural, artinya anak-anak dibimbing untuk sedapat mungkin (berkomunikasi)
dengan cara berbicara dan menangkap pembicaraan orang lain, tidak dengan
isyarat/memakai keduanya (KOMTAL). Oleh karena itu pembelajaran bina wicara
sangat ditekankan di SLB B Karnnamanohara.
2.2
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN ARTIKULASI
Pembelajaran
artikulasi di SLB B Karnnamanohara dilaksanakan dengan dua sistem yaitu:
1.
Sistem klasikal
(dilaksanakan oleh setiap guru masing-masing kelas)
Pembelajaran
dengan sistem klasikal ini dilaksanakan setiap hari dengan durasi sekitar 0-15
menit. Latihan artikulasi dilaksanakan cukup didalam kelas masing-masing. Dalam
memulai pembelajaran artikulasi guru biasanya membuka dengan mengaitkan apa
yang dibawa anak. Misal: guru ingin mengajarkan artikulasi konsonan “b” maka
guru mengaitkan dengan barang yang dibawa anak “buku” dilanjut “bbb” “bbbbbb”
“bababa........dst. selain mengaitkan dengan barang yang dimiliki anak guru
biasanya memulai dengan nama siswa yang kebetulan ada konsonan yang dimaksud.
Awal pembelajaran artikulasi sangat sederhana tapi cukup menyenangkan. Siswa
menjadi terbiasa untuk melatih organ bicaranya supaya lancar dalam
berkomunikasi.
2.
Sistem individual (
dilaksanakan oleh guru khusus artikulasi)
Sistem
individual ini pelaksanaannya langsung diampu oleh guru artikulasi. Secara bergilir
siswa diberikan pembelajaran artikulasi individual. Setiap siswa pembelajaran
berlangsung selama 0-15 menit. Guru artikulasi selalu membuat catatan
perkembangan anak sekiranya apa yang sudah bisa dan yang belum bisa untuk tetap
dilanjutkan ke kelas selanjutnya. Di ruangan artikulasi terdapat alat-alat
arrtikulasi seperti speech trainer, spatel dan cermin. Teknik mengawali
pembelajaran artikulasi tidak jauh berbeda dengan teknik yang di lakukan pada
sistem klasikal. Pembelajaran diawali dengan percakapan sederhana. Setelah itu
apabila ternyata ada artikulasi yang belum benar langsung dilatihkan. Misalnya:
tadi berangkat dengan siapa? Misal jawabannya “mama” namun anak mengucapkannya
tidak “mama” yang benar. Nah, dari sinilah guru memulai pembelajaran artikulasi
dengan tetap mengacu pada distribusi materi bina wicara (artikulasi) di SLB B
Karnnamanohara.
Pembelajaran artikulasi di SLB
B Karnnamanohara diberikan di semua tingkat yaitu kelas latihan, taman sampai
Sekolah dasar. Pembelajaran diberikan terus sampai artikulasi anak baik dan
benar. Meskipun sudah tingkat sekolah pertama seandainya artikulasi belum baik
akan tetap diberikan karena ini termasuk ke dalam program visi misi SLB yaitu
anak mampu berkomunikasi dengan baik.
2.3
DISTRIBUSI MATERI ARTIKULASI
Latihan-Taman
|
Dasar Kelas 1-3
|
Dasar Kelas 4-5
|
1.
Suprasegmental
Suara, irama, tekanan, kelancaran kata, kelompok kata
dan kalimat pendek (subyek, predikat)
2.
Segmental
Konsonan bilabial
/p/ /b/ /m/ /w/
Konsonan dental alveolar /t/ /d/ /n/ /l/ y/
3.
Vokal
/a/ /i/ /o/ /u/ /e/ /ð/
4.
Taraf
pembentukan
|
Semua materi yang diberikan di latihan taman ditambah
1.
Suprasegmental
Suara, irama, tekanan, kelancaran, kata, kelompok kata
dan kalimat (subyek, predikat, obyek)
2.
Segmental
Konsonan labiodental /f/
Dental alveolar /s/
Palatal /c/ /j/ /ny/
Velar /k/ /g/
3.
Vokal
/a/ /i/ /0/ /u/ /e/ /ð/
4.
Taraf
pembentukan dan perbaikan
|
Semua materi yang diberikan di latihan taman dasar 1-3 ditambah dengan
1.
suprasegmental
suara, irama, tekanan, kelancaran, intonasi, tempo
kata, kelompok kata dan kalimat SPOK
2.
segmental
konsonan dental alveolar /z/ /r/
palatal /sy/
velar /ng/
glotal /h/
3.
vokal
diftong
/a/ /i/ /o/ /u/ /au/ /ao/
4.
Taraf pemantapan dan penyadaran
|
TAHAPAN ARTIKULASI
1.
PRAWICARA
-
Keterarahan wajahan
-
Keterarahan suaraan
-
Kematangan organ
artikulasi (asesmen motorik mulut)
~ gigi
~ lidah
~ langit-langit
~ bibir
Bentuk latihannya:
# menjilat
# meniup
# menyedot
# menjulur
# mengunyah
# menggigit
2.
PEMBENTUKAN
-
Konsonan Bilabial
-
Konsonan Dental
Alveolar
-
Konsonan
Labiodental
-
Konsonan Palatal
-
Konsonan Velar
-
Konsonan Glotal
3.
PERBAIKAN (misal:
bukan m tapi p)
4.
PEMANTAPAN
(pengulangan misal: p p p pp pp ppp.....)
5.
PEMBINAAN (membaca
dan didengarkan)
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang didapat dari laporan hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran artikulasi di SLB B Karnnamanohara yaitu
sebagai berikut:
-
Pelaksanaan
pembelajaran artikulasi di SLB B Karnnamanohara sudah baik. Pembelajaran
mengacu pada teori artikulasi yang sudah ada.
-
Distribusi
artikulasi tersusun sesuai dengan tingkat kelas anak dan berkelanjutan.
3.2
SARAN
Setelah
menyimpulkan hasil observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran artikulasi di
SLB B Karnnamanohara, ada beberapa saran guna proses pembelajaran yang lebih optimal
yaitu sebagai berikut:
-
Pembelajaran
artikulasi diintensifkan lagi.
-
Alat-alat untuk
artikulasi diperlengkap.
-
Jalin kerjasama
dengan pihak orangtua supaya anak senantiasa belajar artikulasi yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA