IDENTIFIKASI KASUS SISWA
BERKESULITAN BELAJAR
DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA
Dosen Pengampu: Endang
Supartini, M.Pd
Disusun oleh:
NAMA : ERIC SUWARDANI
NIM
: 08103244029
PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
1.
Identifikasi Siswa
yang Mengalami Kesulitan Belajar
Untuk menemukenali anak apakah
mengalami kesulitan belajar atau tidak, maka perlu dilakukan pengamatan,
penilaian, pencatatan dan pendokumentasian secara cermat atas gejala-gejala yang
nampak pada setiap diri anak. Proses pengamatan, penilaian, pencatatan, dan
pendokumentasian ini dilakukan secara terus menerus dan sistematis untuk
mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang masalah yang dihadapi anak.
Identifikasi merupakan proses
menandai suatu gejala atau ciri-ciri yang ada pada seseorang mengenai sesuatu
yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan belajar yang akan dijadikan dasar
untuk mengambil langkah selanjutnya. Gejala-gejala tersebut yang nampak seperti
gejala fisik, gejala perilaku, dan hasil belajar. Secara umum tujuan
identifikasi adalah untuk menghimpun informasi yang lengkap mengenai kondisi
anak dalam rangka penyusunan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
khususnya sehingga anak tersebut terhindar dari kesulitan belajar.
Adapun metode atau teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data/ informasi untuk mendiagnosis kesulitan
belajar yaitu metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Metode
observasi adalah cara untuk mendapatkan informasi tentang perilaku anak melalui
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Wawancara
merupakan percakapan yang bertujuan (Sunberg, dalam hargrove & Poteet,
1984) sehingga dengan wawancara diperoleh data yang mendukung data-data yang
lain tang belum tergali. Dan metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan menggunakan dokumen yang ada yaitu dapat berupa buku catatan siswa, buku
tugas, buku untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau buku rapornya.
Pelaksanaan kegiatan
identifikasi siswa berkesulitan belajar yaitu di SLB A Yaketunis Yogyakarta
dengan memilih kelas III A yang terdiri dari dua siswa Ilma Pasa Nuraini dan
Nila Nuraini.
Deskripsi dari masing-masing
siswa yaitu:
a.
Ilma Pasa Nuraini
Ilma
mengalami buta total sejak lahir. Secara akademis, hasil belajar yang dicapai
cukup baik. Kemampuan menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur’an menjadi
kemampuan plus bagi Ilma. Di kelas, Ilma juga aktif bertanya dan tanggap
terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru yang mengajarnya. Prestasi belajar
yang dicapai rata-rata baik untuk hampir semua mata pelajaran. Namun khusus
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ilma masih di bawah nilai KKM. Standar
KKM Bahasa Indonesia yaitu 6.50 sedangkan nilai yang didapatkan Ilma baru 6.00.
Di lihat dari perilaku belajarnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas relatif lama apalagi dalam hal menulis braille. Ilma mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ketekunan dalam mengerjakan tugas Ilma sesuai dengan mood pada saat itu dan
partisipasi dalam kegiatan pembelajarannya Ilma aktif dalam hal berbicara
daripada membaca dan menulis. Untuk absensi Ilma belum pernah absen. Termasuk
rajin berangkat sekolah meskipun tidak berasrama. Analisis hasil pekerjaan
Ilma, banyak kesalahan dalam menulis braille. Huruf-hurufnya banyak yang hilang
dan tidak rapi.
b.
Nila Nuraini
Aini
mengalami kebutaan sejak lahir namun tergolong low vision. Aini memiliki
kesulitan dalam hal operasi hitung namun hal ini tidak sampai mempengaruhi
hasil belajarnya karena Aini termasuk siswa yang tekun. Kemampuan menghafal pun
cukup bagus. Prestasi yang diperoleh Aini rata-rata baik. Nilai yang diperoleh
di atas nilai KKM. Dilihat dari perilaku belajarnya, waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugasnya standar. Ketekunan dalam mengerjakan tugas, Aini
terlihat sangat tekun di mata pelajaran matematika dengan menggunakan
jari-jarinya untuk membantunya dalam berhitung. Partisipasinya dalam kegiatan
pembelajaran Aini cukup aktif dan untuk kehadiran sampai bulan Oktober Aini
baru absen karena sakit selama 6 hari. Analisis tugas Aini, sedikit kesalahan
dalam penulisan huruf dan angka braille.
Berdasarkan
hasil pengamatan tentang perilaku siswa pada waktu proses pembelajaran,
analisis hasil pekerjaan siswa, maka dapat diidentifikasikan kasus yang
diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan pengajaran remidial.
2.
Menentukan
Prioritas
Di kelas III A terdapat 2 siswa putri yaitu Ilma pasa
Nuraini dan Nila Nuraini. Keduanya memiliki kesulitan dalam hal belajar. Ilma
memiliki kesulitan dalam belajar membaca dan menulis braille (berhubungan
dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia) dan Aini mengalami kesulitan dalam
berhitung (berhubungan dengan mata pelajaran Matematika). Namun, dari kedua jenis
kesulitan yang berhasil diidentifikasi, kesulitan yang harus segera memperoleh
penanganan adalah kesulitan membaca dan menulis braille karena ini akan
berimplikasi langsung pada kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran lain.
Sehingga, diprioritaskan Ilma yang harus segera ditangani. Dengan harapan nilai
yang di bawah KKM dapat terkejar dan kemampuan braille nya bisa lebih baik
lagi. Karena ini sangat penting dalam strategi pembelajaran untuk siswa yang
mengalami ketunanetraan.
3.
Melokalisir Letak
Kesulitan Belajar
Kesulitan yang dialami oleh Ilma yaitu membaca dan
menulis permulaan dengan huruf Braille. Kesulitan membaca permulaannya yaitu
kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille.
Sedangkan kesulitan menulis permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal
kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille. Kemampuan membaca dan menulis
Ilma yaitu Ilma sudah menguasai untuk kata-kata sederhana. Misalnya: saya,
mereka, anda, ada, ayah, dst. Untuk yang belum dikuasai yaitu huruf dan kata-kata
seperti: mangga, mengganggu, menyanyi, dst.
Dari silabi yang ada khusus untuk mata pelajaran Bahasa
Indonesia dijelaskan tentang kompetensi membaca yaitu memahami teks dengan
bacaan nyaring, membaca intensif dan membaca dongeng. Sedangkan untuk menulis
yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan
puisi. Kompetensi ini dirasa sangat sulit untuk Ilma karena konsep dari braille
nya masih belum matang meskipun sudah kelas III. Letak kesulitan yang nampak
dengan melihat hasil pekerjaan Ilma yaitu pada penulisan braille yang
huruf-hurufnya kadang ada yang tertinggal. Contohnya: “mangga” Ilma hanya
menulis “manga”. Jelas terlihat satu huruf hilang. Contoh lain yaitu kesulitan
nampak ketika Ilma harus menulis kata-kata yang terdapat huruf dobel.
Contohnya: mi[ny]ak, na[ng]ka, “ia” ditulis “iya”, dll. Karena konsep penulisan
kata yang masih rancu ini terkait dengan kemampuan membaca tulisan braille nya
sendiri. Apabila yang ditulis hurufnya salah atau kurang jelas membacanya pun akan
sangat kesulitan. Inilah yang harus mendapatkan penanganan pengajaran perbaikan
supaya tidak terbawa sampai jenjang yang lebih tinggi nantinya. Jadi, hal yang
akan menjadi fokus yaitu pengajaran konsep braille dasar supaya kegiatan
membaca dan menulis tidak mengalami
kesulitan.
4.
Mengidentifikasi
Faktor Penyebab
Kesulitan belajar disebabkan oleh faktor-faktor yaitu:
a.
Faktor internal
adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Ilma mengalami buta
total sejak lahir. Tentu ini mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi.
Selain itu kondisi motorik siswa yang terlihat lemah. Motivasi belajar yang
dimiliki siswa kurang terlatih sehingga siswa enggan untuk belajar lebih keras
apa yang belum dia kuasai.
b.
Faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Dilihat dari faktor keluarga,
orangtua Ilma termasuk orangtua yang sibuk. Ibunya setiap hari bekerja membuat
emping dan ayahnya bekerja sebagai wiraswasta. Disamping itu orangtuanya seakan
menyerahkan tanggungjawab belajar sepenuhnya kepada pihak sekolah. Ini sangat
menyulitkan guru dalam mengajar siswa apalagi braille yang membutuhkan
ketelatenan dan belajar terus menerus dengan harapan supaya tidak lupa ketika
belajar di sekolahan. Waktu belajar Ilma di rumah kurang karena orangtuanya
tidak telaten mengajari Ilma meskipun dari pihak guru sudah memberikan buku
panduan penulisan braille.
5.
Menegakkan Diagnosis
Berdasarkan informasi yang sudah dihimpun dapat dibuat
diagnosisnya yaitu: Ilma siswa SLB A kelas III A belum menguasai membaca dan
menulis permulaan huruf Braille dengan benar dan lancar. Tulisan-tulisannya
masih banyak yang kacau, hilang, dan hasil tulisannya tidak rapi.
Tulisan-tulisan yang nampak bermasalah yaitu penulisan kata-kata yang terdapat
“ng”, “ny”, “ia” ditulis “iya”, dll. Semangat menulis Ilma juga kurang, anak
terlihat lemah (motoriknya belum matang). apabila disuruh menulis kata yang
rumit, Ilma kesulitan. Belum menghafal titik penulisan braille dan kemampuan
tangan untuk melubangi kertas dengan stilusnya. Yang seharusnya menulis
“mangga” menjadi “manga”. Ilma mengalami buta total sehingga sulit dalam
menghimpun sejumlah informasi. Ilma suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Di
rumah Ilma senang belajar namun orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mendampingi Ilma dalam belajar.
6.
Prognosis
Setelah merangkum sejumlah informasi tentang anak,
dilanjutkan dengan prognosis. Yaitu meramalkan kemungkinan tindak lanjut
berdasarkan diagnosis yang telah dibuat. Dalam hal ini meramalkan kemungkinan
penyembuhan atau meramalkan perbaikan yang dilakukan untuk membantu mengatasi
kesulitan belajarnya.
Berbagai pertimbangan untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa yaitu:
1.
Siswa tersebut
masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
2.
Waktu yang
dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut yaitu sampai siswa
tersebut benar-benar matang dan menguasai konsep braille.
3.
Pelaksanaan bantuan
yaitu dapat di sekolah ataupun di rumah.
4.
Yang terlibat
memberikan bantuan yaitu terutama guru yang mengampu dan orangtua.
5.
Cara membantu siswa
supaya dapat dilaksanakan secara efektif yaitu siswa lebih diintensifkan waktu
belajarnya baik di sekolah maupun di rumah.
6.
Penanganan ini
jelas melibatkan pihak sekolah dan orangtua.
7.
Yang
bertanggungjawab atas terlaksananya pemberian bantuan yaitu pihak sekolah
terutama guru yang mengampu dan pihak orangtua.
LEMBAR REKOMENDASI
1.
Deskripsi Kasus
a.
Identitas Siswa
Nama
lengkap : ILMA PASA NURAINI
Tempat
tanggal lahir : Bantul, 10 Desember 2000
Jenis
kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kepuh
Kulon Wirokerten Banguntapan Bantul YK
2.
Gambaran Kasus
Kesulitan Belajar
Ilma
mengalami kesulitan membaca dan menulis permulaan karena kurangnya pemahaman
konsep dasar Braille. Hal yang sudah dimiliki Ilma yaitu mampu menyusun kata-kata
sederhana seperti “saya”, “ayah” dengan menggunakan media rangkenplan. Hal yang
belum dikuasai yaitu membaca dan menulis kata yang terdapat huruf dobel “ng”,
“ny” seperti “mangga”, “menyanyi”, “menggambar”, dll.
3.
Diagnosis
Kesulitan
yang dialami oleh Ilma yaitu membaca dan menulis permulaan dengan huruf
Braille. Kesulitan membaca permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal
kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille. Sedangkan kesulitan menulis
permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam
bacaan Braille.
4.
Rencana Perbaikan
Rencana
perbaikannya yaitu siswa diberikan les tambahan khususnya dalam hal membaca dan
menulis permulaan dengan huruf Braille. Pembelajaran dengan menggunakan media
sederhana yaitu kartu huruf Braille, rangkenplan, reglet dan stylus. Perlu
diberikan pengajaran remidial untuk memperbaiki nilai yang masih dibawah
standar nilai KKM.
5.
Pihak yang Terlibat
Tentu yang
terlibat yaitu pihak sekolah terutama guru yang mengampunya dan pihak orangtua.
Lampiran 1
Bahan untuk
wawancara:
1.
Siswa yang
mengalami kesulitan.
2.
Di mana
kesulitan-kesulitan itu terjadi.
3.
Potensi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
4.
Tingkat penguasaan
pada bidng studi.
5.
Gejala kesulitan
pada bidang studi.
6.
Perilaku siswa yang
mengalami kesulitan.
7.
Absensi siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
8.
Kehadiran siswa
yang berkesulitan belajar.
9.
Sekilas tentang
latar belakang orangtuanya.
10.
Media yang
digunakan dalam pembelajaran.
11.
Faktor pendukung
dan penghambat pembelajaran.
12.
Motivasi siswa
dalam belajar.
13.
Nilai KKM mata
pelajaran yang menjadi kesulitan siswa.
14.
Apa yang dibutuhkan
siswa untuk membantu pembelajaran.
Lampiran 2
Daftar Cek
Kemampuan Membaca Permulaan
Nama
Siswa :
Kelas :
Umur :
Aspek Kemampuan
|
Kemampuan Murid
|
Cek
|
1.
Mengenal
bentuk huruf
2.
Mengenal
kata:
-
Terisolasi
-
Dalam
konteks
3.
Mengucapkan
kata
4.
Gaya membaca
5.
Intonasi
|
a.
Lancar,
cepat, tepat
b.
Cepat, tidak
tepat
c.
Lamban,
tepat
d.
Lamban,
salah
a.
Cepat, tepat
b.
Cepat, tidak
tepat
c.
Lamban,
tepat
d.
Lamban,
salah
a.
Cepat, tepat
b.
Cepat, tidak
tepat
c.
Lamban,
tepat
d.
Lamban,
salah
a.
Tepat
b.
Tidak tepat
a.
Sesuai
dengan teks
b.
Menghafal
a.
Tepat
b.
Tidak tepat
|
|
Lampiran
3
Daftar Cek
Kemampuan Menulis Permulaan
Nama
Siswa :
Kelas :
Umur :
Aspek Kemampuan
|
Kemampuan Murid
|
Cek
|
1.
Menuliskan huruf Braille
-
Ketepatan jumlah titik huruf
2.
Menuliskan kata
-
Ejaan
3.
Menuliskan kalimat
-
Tanda baca
4.
Kebersihan dan kerapian
|
a.
Benar
b.
Ada yang salah
c.
Kacau
a.
Benar
b.
Ada yang salah
c.
Kacau
a.
Ada dan tepat
b.
Ada, tidak tepat
c.
Tidak ada
a.
Bersih, rapi
b.
Bersih, tidak rapi
c.
Kotor
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar