5.02.2012

IDENTIFIKASI KASUS SISWA BERKESULITAN BELAJAR DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI KASUS SISWA BERKESULITAN BELAJAR
DI SLB A YAKETUNIS YOGYAKARTA


Dosen Pengampu: Endang Supartini, M.Pd
Disusun oleh:

NAMA            : ERIC SUWARDANI
           NIM                : 08103244029

PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

1.      Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
Untuk menemukenali anak apakah mengalami kesulitan belajar atau tidak, maka perlu dilakukan pengamatan, penilaian, pencatatan dan pendokumentasian secara cermat atas gejala-gejala yang nampak pada setiap diri anak. Proses pengamatan, penilaian, pencatatan, dan pendokumentasian ini dilakukan secara terus menerus dan sistematis untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat tentang masalah yang dihadapi anak.
Identifikasi merupakan proses menandai suatu gejala atau ciri-ciri yang ada pada seseorang mengenai sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya kesulitan belajar yang akan dijadikan dasar untuk mengambil langkah selanjutnya. Gejala-gejala tersebut yang nampak seperti gejala fisik, gejala perilaku, dan hasil belajar. Secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi yang lengkap mengenai kondisi anak dalam rangka penyusunan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khususnya sehingga anak tersebut terhindar dari kesulitan belajar.
Adapun metode atau teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data/ informasi untuk mendiagnosis kesulitan belajar yaitu metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Metode observasi adalah cara untuk mendapatkan informasi tentang perilaku anak melalui pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Wawancara merupakan percakapan yang bertujuan (Sunberg, dalam hargrove & Poteet, 1984) sehingga dengan wawancara diperoleh data yang mendukung data-data yang lain tang belum tergali. Dan metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada yaitu dapat berupa buku catatan siswa, buku tugas, buku untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR), atau buku rapornya. 
Pelaksanaan kegiatan identifikasi siswa berkesulitan belajar yaitu di SLB A Yaketunis Yogyakarta dengan memilih kelas III A yang terdiri dari dua siswa Ilma Pasa Nuraini dan Nila Nuraini.
Deskripsi dari masing-masing siswa yaitu:
a.       Ilma Pasa Nuraini
Ilma mengalami buta total sejak lahir. Secara akademis, hasil belajar yang dicapai cukup baik. Kemampuan menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur’an menjadi kemampuan plus bagi Ilma. Di kelas, Ilma juga aktif bertanya dan tanggap terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru yang mengajarnya. Prestasi belajar yang dicapai rata-rata baik untuk hampir semua mata pelajaran. Namun khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Ilma masih di bawah nilai KKM. Standar KKM Bahasa Indonesia yaitu 6.50 sedangkan nilai yang didapatkan Ilma baru 6.00. Di lihat dari perilaku belajarnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas relatif lama apalagi dalam hal menulis braille. Ilma mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ketekunan dalam mengerjakan tugas Ilma sesuai dengan mood pada saat itu dan partisipasi dalam kegiatan pembelajarannya Ilma aktif dalam hal berbicara daripada membaca dan menulis. Untuk absensi Ilma belum pernah absen. Termasuk rajin berangkat sekolah meskipun tidak berasrama. Analisis hasil pekerjaan Ilma, banyak kesalahan dalam menulis braille. Huruf-hurufnya banyak yang hilang dan tidak rapi.
b.      Nila Nuraini
Aini mengalami kebutaan sejak lahir namun tergolong low vision. Aini memiliki kesulitan dalam hal operasi hitung namun hal ini tidak sampai mempengaruhi hasil belajarnya karena Aini termasuk siswa yang tekun. Kemampuan menghafal pun cukup bagus. Prestasi yang diperoleh Aini rata-rata baik. Nilai yang diperoleh di atas nilai KKM. Dilihat dari perilaku belajarnya, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugasnya standar. Ketekunan dalam mengerjakan tugas, Aini terlihat sangat tekun di mata pelajaran matematika dengan menggunakan jari-jarinya untuk membantunya dalam berhitung. Partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran Aini cukup aktif dan untuk kehadiran sampai bulan Oktober Aini baru absen karena sakit selama 6 hari. Analisis tugas Aini, sedikit kesalahan dalam penulisan huruf dan angka braille.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang perilaku siswa pada waktu proses pembelajaran, analisis hasil pekerjaan siswa, maka dapat diidentifikasikan kasus yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan pengajaran remidial.
2.      Menentukan Prioritas
Di kelas III A terdapat 2 siswa putri yaitu Ilma pasa Nuraini dan Nila Nuraini. Keduanya memiliki kesulitan dalam hal belajar. Ilma memiliki kesulitan dalam belajar membaca dan menulis braille (berhubungan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia) dan Aini mengalami kesulitan dalam berhitung (berhubungan dengan mata pelajaran Matematika). Namun, dari kedua jenis kesulitan yang berhasil diidentifikasi, kesulitan yang harus segera memperoleh penanganan adalah kesulitan membaca dan menulis braille karena ini akan berimplikasi langsung pada kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran lain. Sehingga, diprioritaskan Ilma yang harus segera ditangani. Dengan harapan nilai yang di bawah KKM dapat terkejar dan kemampuan braille nya bisa lebih baik lagi. Karena ini sangat penting dalam strategi pembelajaran untuk siswa yang mengalami ketunanetraan.
3.      Melokalisir Letak Kesulitan Belajar
Kesulitan yang dialami oleh Ilma yaitu membaca dan menulis permulaan dengan huruf Braille. Kesulitan membaca permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille. Sedangkan kesulitan menulis permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille. Kemampuan membaca dan menulis Ilma yaitu Ilma sudah menguasai untuk kata-kata sederhana. Misalnya: saya, mereka, anda, ada, ayah, dst. Untuk yang belum dikuasai yaitu huruf dan kata-kata seperti: mangga, mengganggu, menyanyi, dst.
Dari silabi yang ada khusus untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dijelaskan tentang kompetensi membaca yaitu memahami teks dengan bacaan nyaring, membaca intensif dan membaca dongeng. Sedangkan untuk menulis yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi. Kompetensi ini dirasa sangat sulit untuk Ilma karena konsep dari braille nya masih belum matang meskipun sudah kelas III. Letak kesulitan yang nampak dengan melihat hasil pekerjaan Ilma yaitu pada penulisan braille yang huruf-hurufnya kadang ada yang tertinggal. Contohnya: “mangga” Ilma hanya menulis “manga”. Jelas terlihat satu huruf hilang. Contoh lain yaitu kesulitan nampak ketika Ilma harus menulis kata-kata yang terdapat huruf dobel. Contohnya: mi[ny]ak, na[ng]ka, “ia” ditulis “iya”, dll. Karena konsep penulisan kata yang masih rancu ini terkait dengan kemampuan membaca tulisan braille nya sendiri. Apabila yang ditulis hurufnya salah atau kurang jelas membacanya pun akan sangat kesulitan. Inilah yang harus mendapatkan penanganan pengajaran perbaikan supaya tidak terbawa sampai jenjang yang lebih tinggi nantinya. Jadi, hal yang akan menjadi fokus yaitu pengajaran konsep braille dasar supaya kegiatan membaca dan menulis tidak mengalami  kesulitan.


4.      Mengidentifikasi Faktor Penyebab
Kesulitan belajar disebabkan oleh faktor-faktor yaitu:
a.       Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri. Ilma mengalami buta total sejak lahir. Tentu ini mempengaruhi kemampuan dalam menyerap informasi. Selain itu kondisi motorik siswa yang terlihat lemah. Motivasi belajar yang dimiliki siswa kurang terlatih sehingga siswa enggan untuk belajar lebih keras apa yang belum dia kuasai.
b.      Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa. Dilihat dari faktor keluarga, orangtua Ilma termasuk orangtua yang sibuk. Ibunya setiap hari bekerja membuat emping dan ayahnya bekerja sebagai wiraswasta. Disamping itu orangtuanya seakan menyerahkan tanggungjawab belajar sepenuhnya kepada pihak sekolah. Ini sangat menyulitkan guru dalam mengajar siswa apalagi braille yang membutuhkan ketelatenan dan belajar terus menerus dengan harapan supaya tidak lupa ketika belajar di sekolahan. Waktu belajar Ilma di rumah kurang karena orangtuanya tidak telaten mengajari Ilma meskipun dari pihak guru sudah memberikan buku panduan penulisan braille.
5.      Menegakkan Diagnosis
Berdasarkan informasi yang sudah dihimpun dapat dibuat diagnosisnya yaitu: Ilma siswa SLB A kelas III A belum menguasai membaca dan menulis permulaan huruf Braille dengan benar dan lancar. Tulisan-tulisannya masih banyak yang kacau, hilang, dan hasil tulisannya tidak rapi. Tulisan-tulisan yang nampak bermasalah yaitu penulisan kata-kata yang terdapat “ng”, “ny”, “ia” ditulis “iya”, dll. Semangat menulis Ilma juga kurang, anak terlihat lemah (motoriknya belum matang). apabila disuruh menulis kata yang rumit, Ilma kesulitan. Belum menghafal titik penulisan braille dan kemampuan tangan untuk melubangi kertas dengan stilusnya. Yang seharusnya menulis “mangga” menjadi “manga”. Ilma mengalami buta total sehingga sulit dalam menghimpun sejumlah informasi. Ilma suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Di rumah Ilma senang belajar namun orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendampingi Ilma dalam belajar.


6.      Prognosis
Setelah merangkum sejumlah informasi tentang anak, dilanjutkan dengan prognosis. Yaitu meramalkan kemungkinan tindak lanjut berdasarkan diagnosis yang telah dibuat. Dalam hal ini meramalkan kemungkinan penyembuhan atau meramalkan perbaikan yang dilakukan untuk membantu mengatasi kesulitan belajarnya.
Berbagai pertimbangan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu:
1.      Siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitan belajarnya.
2.      Waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut yaitu sampai siswa tersebut benar-benar matang dan menguasai konsep braille.
3.      Pelaksanaan bantuan yaitu dapat di sekolah ataupun di rumah.
4.      Yang terlibat memberikan bantuan yaitu terutama guru yang mengampu dan orangtua.
5.      Cara membantu siswa supaya dapat dilaksanakan secara efektif yaitu siswa lebih diintensifkan waktu belajarnya baik di sekolah maupun di rumah.
6.      Penanganan ini jelas melibatkan pihak sekolah dan orangtua.
7.      Yang bertanggungjawab atas terlaksananya pemberian bantuan yaitu pihak sekolah terutama guru yang mengampu dan pihak orangtua.



LEMBAR REKOMENDASI
1.      Deskripsi Kasus
a.       Identitas Siswa
Nama lengkap             : ILMA PASA NURAINI
Tempat tanggal lahir   : Bantul, 10 Desember 2000
Jenis kelamin               : Perempuan
Agama                         : Islam
Alamat                                    : Kepuh Kulon Wirokerten Banguntapan Bantul YK
2.      Gambaran Kasus Kesulitan Belajar
Ilma mengalami kesulitan membaca dan menulis permulaan karena kurangnya pemahaman konsep dasar Braille. Hal yang sudah dimiliki Ilma yaitu mampu menyusun kata-kata sederhana seperti “saya”, “ayah” dengan menggunakan media rangkenplan. Hal yang belum dikuasai yaitu membaca dan menulis kata yang terdapat huruf dobel “ng”, “ny” seperti “mangga”, “menyanyi”, “menggambar”, dll.
3.      Diagnosis
Kesulitan yang dialami oleh Ilma yaitu membaca dan menulis permulaan dengan huruf Braille. Kesulitan membaca permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille. Sedangkan kesulitan menulis permulaannya yaitu kesulitan dalam mengenal kata-kata yang terdapat dalam bacaan Braille.
4.      Rencana Perbaikan
Rencana perbaikannya yaitu siswa diberikan les tambahan khususnya dalam hal membaca dan menulis permulaan dengan huruf Braille. Pembelajaran dengan menggunakan media sederhana yaitu kartu huruf Braille, rangkenplan, reglet dan stylus. Perlu diberikan pengajaran remidial untuk memperbaiki nilai yang masih dibawah standar nilai KKM.
5.      Pihak yang Terlibat
Tentu yang terlibat yaitu pihak sekolah terutama guru yang mengampunya dan pihak orangtua.

Lampiran 1
 Bahan untuk wawancara:
1.      Siswa yang mengalami kesulitan.
2.      Di mana kesulitan-kesulitan itu terjadi.
3.      Potensi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4.      Tingkat penguasaan pada bidng studi.
5.      Gejala kesulitan pada bidang studi.
6.      Perilaku siswa yang mengalami kesulitan.
7.      Absensi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
8.      Kehadiran siswa yang berkesulitan belajar.
9.      Sekilas tentang latar belakang orangtuanya.
10.  Media yang digunakan dalam pembelajaran.
11.  Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran.
12.  Motivasi siswa dalam belajar.
13.  Nilai KKM mata pelajaran yang menjadi kesulitan siswa.
14.  Apa yang dibutuhkan siswa untuk membantu pembelajaran.



Lampiran 2
Daftar Cek
Kemampuan Membaca Permulaan
Nama Siswa    :
Kelas               :
Umur               :
Aspek Kemampuan
Kemampuan Murid
Cek
1.      Mengenal bentuk huruf



2.      Mengenal kata:
-          Terisolasi




-          Dalam konteks




3.      Mengucapkan kata


4.      Gaya membaca


5.      Intonasi
a.       Lancar, cepat, tepat
b.      Cepat, tidak tepat
c.       Lamban, tepat
d.      Lamban, salah

a.       Cepat, tepat
b.      Cepat, tidak tepat
c.       Lamban, tepat
d.      Lamban, salah

a.       Cepat, tepat
b.      Cepat, tidak tepat
c.       Lamban, tepat
d.      Lamban, salah

a.       Tepat
b.      Tidak tepat

a.       Sesuai dengan teks
b.      Menghafal

a.       Tepat
b.      Tidak tepat



Lampiran 3
Daftar Cek
Kemampuan Menulis Permulaan
Nama Siswa                :
Kelas                           :
Umur                           :
Aspek Kemampuan
Kemampuan Murid
Cek
1.      Menuliskan huruf Braille

-          Ketepatan jumlah titik huruf

2.      Menuliskan kata

-          Ejaan


3.      Menuliskan kalimat

-          Tanda baca



4.      Kebersihan dan kerapian






a.       Benar
b.      Ada yang salah
c.       Kacau


a.       Benar
b.      Ada yang salah
c.       Kacau


a.       Ada dan tepat
b.      Ada, tidak tepat
c.       Tidak ada

a.       Bersih, rapi
b.      Bersih, tidak rapi
c.       Kotor



Tidak ada komentar:

Posting Komentar