5.02.2012

LAPORAN KULIAH LAPANGAN DI SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA

LAPORAN KULIAH LAPANGAN
DI SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA

Tugas Matakuliah:
Pendidikan Anak Tunalaras
Pokok Bahasan:
Identifikasi Anak Tunalaras
Dosen:
Ibnu Syamsi, M.Pd
Aini Mahabbati, S.Pd

Disusun oleh:
1.      Weny Aryuniati          07103244005
2.      Ruly Gardi P               08103244014
3.      Kurniati Sejati             08103244026
4.      Eric Suwardani           08103244029
5.      Fita Tri H                    08103244034
6.      Yuri Andriansyah       08103244037

PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG KULIAH LAPANGAN
Secara harfiah tunalaras berasal dari kata ”tuna” yang berarti rugi dan ”laras” yang berarti serasi atau seimbang. Sehingga tunalaras dapat diartikan sebagai kondisi adanya suatu hal yang mengalami penyimpangan. Penyimpangan yang dimaksud disini adalah perilaku atau tingkah laku. Seseorang dikatakan tingkah lakunya menyimpang apabila tingkah laku itu bertentangan atau melanggar tatanan norma yang ada dalam masyarakat.
Tunalaras merupakan salah satu kajian dalam ilmu pendidikan luar biasa (PLB). Oleh karena itu sebagai mahasiswa PLB penting untuk mengetahui seluk beluk tentang ketunalarasan. Oleh sebab itu dilaksanakan kegiatan observasi lapangan yang dilakukan secara bersama satu kelas. Kegiatan observasi ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah wawasan tentang kajian ketunalarasan.

B.     TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kuliah lapangan ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal    : Selasa, 13 April 2010
Waktu             : 08.30 – 10.30 WIB
Tempat            : SLB E Bhina Putera Surakarta

C.     RUMUSAN MASALAH
Hal yang menjadi rumusan dalam laporan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Apa saja tipe dan karakteristik anak tunalaras di SLB E Bhina Putera Surakarta?
2.      Bagaimana  SLB E Bhina Putera Surakarta melaksanakan  prosedur pengklasifikasian?
3.      Bagaimana mereka ditempatkan di SLB E Bhina Putera Surakarta?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    SEKILAS TENTANG SEKOLAH
Yayasan Pembina Anak Nakal (YPAN) “Bhina Putera” Surakarta terletak di jalan Bibis Baru 03 RT 02/XXIV Kal. Nusukan Kec. Banjarsari Surakarta 57135. Yayasan ini berdiri pada tanggal 26 Juni 1969 yang diprakarsai oleh Drs. H.M Soedarno (alm) dengan akta notaris R. Soegondo Notodisoeryo 55 dan sampai sekarang ini sudah mendapatkan pengesahan akta pendirian dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No: C. 2180.HT.01.02.TH 2006.
Sekolah berdiri satu tahun setelah yayasan YPAN didirikan tepatnya pada tanggal 02 Februari 1970. Sekolah ini memiliki VISI yaitu terwujudnya sikap, perilaku dan budi pekerti luhur, berpendidikan, terampil serta mempunyai kemandirian menuju kondisi yang sejahtera. Adapun MISI dari sekolah ini yaitu:
1.      Memberikan layanan Rehabilitasi Sosial dan Pendidikan secara profesional.
2.      Memberikan keterampilan bakat minat untuk hidup mandiri dan bermasyarakat.
3.      Meningkatkan SDM secara profesional.
4.      Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam proses Rehabilitasi Sosial.
5.      Membangun jejaring Organisasi pendidikan dan pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi anak tunalaras.

B.     IDENTIFIKASI ANAK TUNALARAS DI SLB E BHINA PUTERA SURAKARTA
Identifikasi merupakan suatu usaha untuk mengetahui apakah seseorang anak mengalami kelainan atau penyimpangan emosi dan perilaku dalam pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain pada umumnya. Tujuan dari proses identifikasi yaitu untuk menemukan perilaku yang menjadi problem diri anak dan lingkungannya. Selain itu untuk menemukan faktor lingkungan yang mempengaruhi munculnya gangguan emosi dan perilaku.
Mengenai hasil observasi proses identifikasi di SLB E Bhina Putera yaitu sebagai berikut:
1.      Tipe anak tunalaras di SLB E Bhina Putera
Tipe-tipe anak yang ada di SLB E Bhina Putera yaitu sebagai berikut:
-           Conduct disorders (ketidakmampuan mengendalikan diri) yaitu:
~ berkelahi
~ memukul
~ menyerang orang lain
~ pemarah
~ tidak patuh (menentang)
~ merusak milik orang lain
~ menolak arahan
~ tidak pernah diam
~ ramai, gaduh
~ lekas marah
~ mencari perhatian
~ hiperaktif
~ berbicara kasar
~ tidak memperhatikan
~ mencuri
~ mudah terganggu perhatiannya
~ mengganggu, mengejek orang lain
~ membolos
~ pulang sampai larut malam
2.      Prosedur Pengklasifikasian
Dari beberapa perilaku menyimpang yang ada, pihak sekolah melakukan klasifikasi yaitu:
1.      Anak yang belum terkena hukum seperti suka melanggar norma, suka menganggu, suka menentang, dll.
2.      Anak yang sudah terkena hukum seperti mencuri, berkelahi, dll.
3.      Penempatan Kelas
 Sekolah menggunakan sistem klasikal untuk menempatkan anak. Anak ditempatkan berdasarkan kelas pada saat anak pindah dari sekolah umum apabila anak tersebut pernah sekolah di sekolah umum. Dalam satu kelas hanya terdapat satu guru sehingga guru kesulitan untuk mengendalikan perilaku menyimpang.


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
                  Beberapa kesimpulan yang didapat dari laporan kuliah lapangan di SLB E Bhina Putera Surakarta yaitu sebagai berikut:
1.      Di SLB E Bhina Putera terdapat bermacam-macam tipe dan karakteristik anak tunalaras.
2.      Prosedur pengklasifikasian sangat sederhana. Anak dibedakan menjadi dua macam yaitu anak yang belum terkena hukum dan yang sudah terkena hukum.
3.      Untuk penempatan kelas, anak tidak disesuaikan dengan jenis ketunalarasannya. Pembelajarannya menggunakan sistem klasikal.

B.     SARAN
                  Setelah menyimpulkan hasil kuliah lapangan mengenai identifikasi anak tunalaras di SLB E Bhina Putera Surakarta, ada beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1.      Penempatan anak sebaiknya disesuaikan dengan permasalahnnya. Sehingga dalam memberikan pelayanan pendidikan lebih efektif.
2.      Membangun kerjasama dengan pihak orangtua, masyarakat dan khususnya pihak yayasan dalam menangani anak.
3.      Dalam pembelajarannya perlu menggunakan sistem individual.

DAFTAR PUSTAKA

Liflet “Profil YPAN Bhina Putera Surakarta.
Sunardi, M.Sc. Dr. 1996. Ortopedagogik Anak Tunalaras 1. Departemen P&K Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar